-->

Cinta Pertamaku



Cinta Pertamaku bermula saat aku masih duduk di bangku SMP. Waktu itu saat ujian masuk SMP aQ bertemu dengan dia. Dia yang duduk didepanQ waktu test ujian itu tersenyum ketika kuingin mencontek jawaban dia dan dari situlah awal mula aQ berkenalan dengannya.

Mulai dari itu aQ selalu bermain bercanda dengannya dan dia menjadi sahabatku sekarang. Kata pepatah Jawa, “Witing trisno jalaran saka kulina”. Mungkin itu yang terjadi pada diriku. Persahabatan kami begitu erat, walau terkadang ada persaingan di antara kami, tapi kami selalu ngejalanin itu dengan fair dan sportif.

Cinta Pertamaku adalah rivalku. Dia saingan beratku dalam hal nilai dan prestasi di kelas. Sejak SMP kelas 1 sampai kelas 3, kami berdua berbeda kelas jadi kalau ada tugas aQ sering minta tolong padanya karena kadang tugas itu sudah dikerjakan dikelasnya. Peringkat kami tak jauh berbeda. Tapi terkadang dia lebih unggul dariku. Itu membuatku ‘sedikit’ sebal padanya. Namun, cintaku tetap tak akan luntur.

Cinta Pertamaku adalah seseorang yang berkepribadian sama denganku. Dia seperti ‘aku’ dalam versi lelaki. Ini yang membuatku heran. Kami berdua sama-sama dingin, pendiam, dan pemalu. Karena itulah, aku tak pernah berani untuk menyatakan perasaanku padanya. Kata orang, perbedaan adalah bumbu pelengkap cinta, karena perbedaan bisa saling melengkapi satu sama lain. Sedangkan kami begitu mirip, sehingga aku merasa hubungan kami tak mungkin untuk lebih dari sekedar persahabatan saja.

Cinta Pertamaku adalah Bintang bagiku. Dia bagai penerang yang senantiasa menyinari di setiap gelapku. Dia selalu menunjukkan jalan terbaik untukku. Dia bisa membuatku tersenyum, menangis, dan beradu di antara keduanya. Aku tak mau kehilangannya.

Cinta Pertamaku adalah orang yang dicintai sahabatku. Aku merasakan betapa bimbangnya memilih dua pilihan yang sama berartinya bagitu. Sulit memang. Aku sangat mencintai Cinta Pertamaku, namun aku tak ingin sahabatku terluka.

Cinta Pertamaku adalah orang yang ternyata juga mencintaiku. Aku bahagia, tapi di sisi lain aku bingung. Apa mungkin kami bisa bersatu. Tapi aku merasa beruntung, karena kami memiliki rasa yang sama. Aku ingin Cinta Pertamaku menjadi Cinta Sejatiku untuk selamanya.

Cinta Pertamaku sama rumitnya denganku. Aku telah membuat keputusan ‘bodoh’ untuk melepas dan menjauhinya. Jalan pikiranku terlalu rumit, dia pun begitu. Menerima apapun yang terjadi tanpa berusaha mempertahankan cinta kita. Mungkin aku pikir keputusanku akan jadi yang terbaik, tapi nyatanya itu menyiksa kami.

Cinta Pertamaku adalah orang yang saat ini kuhindari. Aku tau betapa sakitnya hatiku saat kulakukan ini semua. Tapi aku tak punya pilihan lain. Hancurnya cinta dan persahabatanku dengannya tak ingin kuulangi dengan sahabat-sahabatku yang lainnya.

Cinta Pertamaku, kini tlah kurelakan. Meski berat, tapi aku yakin jika dia memang ditakdirkan untukku, dia pasti akan kembali padaku.

Cinta Pertamaku takkan pernah pupus. Dia akan selalu abadi di dalam anganku. Walaupun kami berdua tak mungkin tuk bersatu, namun cinta kami akan tetap bersemi di angan dan benak kami masing-masing.

Cinta Pertamaku sekarang hanya menjadi kenangan yang hanya bisa kuingat dan tak akan kuceritakan dengan cintaQ yang sekarang.

0 Response to "Cinta Pertamaku"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel